Headlines News :
Home » » Dilema Petani Terhadap Proyek Bongkar Ratoon Natura

Dilema Petani Terhadap Proyek Bongkar Ratoon Natura

Written By Arti News on Monday, 24 June 2013 | 22:25

Sunu Budiman
JOMBANG, ArtiNews - Rencana pemerintah melaksanakan program pergantian tanaman tebu atau bongkar ratoon dalam bentuk natura (bibit tebu, pupuk majemuk dan pupuk organik), disambut dilema oleh kalangan petani tebu di wilayah PG Tjoekir, Jombang. Disatu sisi, mereka menyambut baik program 2003 itu kembali dilakukan di tahun 2013 ini, karena strategi perluasan lahan untuk meningkatkan produksi tebu sulit dilakukan.

Tapi disisi lain, mereka juga mengaku pesimis jika program ini berjalan mulus. Pasalnya, realisasi program ini harus melewati banyak alur, seperti alur pelelangan. Disamping itu, hingga musim tebang atau giling 2013 berjalan, program ini masih berkutat pada proses pemenang tender/lelang.

"Semestinya program ini direalisasikan sebelum masa giling berjalan. Artinya, jauh sebelum musim giling atau di bulan Februari-Maret, harusnya distribusi bibit tebu itu sudah sampai ke petani atau koperasi yang mengajukan," ujar Sunu Budiman, Wakil Sekretaris KPTR Arta Rosan Tijari, Cukir, Jombang.
Apalagi anomali cuaca hujan yang sampai akhir Juni ini belum juga reda. Tentu hal ini sangat menghambat pelaksanaan bongkar ratoon masa tanam (MT) 2013/2014, yang menurut ketentuannya bongkar ratoon pola I harus ditanam bulan Juni hingga September 2013. Sedangkan pola II ditanam akhir September sampai awal Desember 2013. "Dengan terhalang hujan, maka pengolahan tanah, persiapan bibit, tentu sangat terganggu," jelasnya.

Menurutnya, pelaksanaan bongkar ratoon tebu ini tidak sama dengan penggantian tanaman pada sektor tanaman padi, jangung, dan lainnya. Jika pada bongkar ratoon tebu ini terlambat dilakukan, petani sendiri yang bakal menanggung kerugian.

"Ada atau tidak program ini, petani pasti melakukan bongkar ratoon untuk meningkatkan tanaman tebu. Selama ini, petani sudah menyiapkan bibit tebu bud chip untuk musim tanam 2013 ini. Nah, jika bongkar ratoon sudah dilakukan petani, lantas program ini belum sampai ke tangan petani, sama saja program pemerintah ini terlambat dan gagal," ujarnya.

Sunu Budiman mengaku tidak tahu praktek teknis yang nantinya dilakukan pemenang lelang, yakni PT Lexindo, Jakarta, jika proses bongkar ratoon sudah dilakukan petani dengan biaya sendiri. "Apakah PT Lexindo mengganti biaya bongkar ratoon secara tunai atau tidak, saya juga tidak tahu. Dan ini yang selalu saya tanyakan ke Dinas Perkebunan Jatim, dan selalu saja tidak ada jawaban. Jika nanti diganti ya bersyukur saja, jika tidak diganti, petani masih bisa menggarap lahan tebunya," paparnya.

Untuk diketahui, program bongkar ratoon dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013 ini, Jawa Timur digelontor dana sebesar Rp 280 miliar. Rencananya, program bongkar ratoon akan dimulai pada musim tanam tebu tahun 2013 ini. "Ladang tebu yang selesai ditebang, akan langsung dibongkar dan ditanami dengan bibit tebu baru," ujar Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Samsul Arifin, di Surabaya, Selasa (26/2/2013) lalu.

Dalam program tersebut, petani akan mendapatkan bantuan bibit varietas unggul dari kultur jaringan serta biaya bongkar. Untuk seluruh wilayah Jatim, ada sekitar 28.000 hektar, dengan nilai Rp 10 juta per hektar dalam bentuk bibit tebu, pupuk majemuk dan pupuk organik.

"Tapi ini ada syaratnya. Dan bagi peserta bongkar ratoon harus mengikuti petunjuk yang ditetapkan," katanya. [rief]
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Anas
Copyright © 2013. Arti News - All Rights Reserved